Perguruan Pencak Silat Cakra Buana Indonesia (PPS CBI) Kota Bogor
dirintis semenjak tahun 1990 di Pabaton Kp. Anyar Gg. Masjid No. 63
Bogor. Telah didirikan tanggal 20 Juni 1993
bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Pembinaan Anggota (Jipang) pertama
yang dilakukan di daerah Gunung Bunder dan baru diresmikan oleh
Pengcab IPSI Kota Bogor pada tanggal 9 Januari 1994
di Puslitbang Gizi, Jl. Dr. Sumeru No. 63 Bogor. Yang menjadi Ketua
Umum IPSI Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor kala itu adalah Bapak
Basuki, BA dan sebagai Sekretaris Umumnya adalah Bapak Oman Komarudin,
BA.
Berdirinya PPS CBI Kota Bogor sangat berkaitan erat dengan beberapa Perguruan Silat yang telah ada sebelumnya, antara lain : PS Taji Malela, PS Ciung Wanara, PS Padjadjaran Cimande, PS Mande Muda, PS Jalak Sutra, PS Heulang Ruyuk dan PS Elang Putih.
PS
Padjadjaran Cimande, PS Mande Muda, PS Cinde Wulung, PS Kilat Buana,
PS Jaka Bayu, PS Hiyang Rangga, PS Kian Santang, PS Raksa Bumi dll.
(sekitar lebih dari 40 PS) adalah merupakan Keluarga Besar Pajajaran
Cimande (KBPC) dibawah pimpinan seorang Guru Besar bernama Tubagus
Moch. Djamhari (Almarhum). Sedangkan yang menjadi Guru Besar PS Taji Malela, PS Ciung Wanara, PS Jalak Sutra, PS Heulang Ruyuk dan PS Elang Putih adalah Bapak Umar Yakub (Almarhum).
Perguruan Pencak Silat tersebut memiliki ciri khas dan alirannya masing-masing. Demi meraih prestasi dan prestise yang optimal, masing-masing Perguruan tidak menerapkan seluruh aspek (4 Aspek) yang terkandung dalam Pencak Silat secara proporsional. Sedangkan empat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang dikenal dengan istilah Catur Gatra, yaitu meliputi Pencak Silat Olah Raga (Pesilaga), Pencak Silat Seni (Pesilani), Pencak Silat Bela Diri (Pesiladi), dan Pencak Silat Mental Spiritual (Pesilatal) atau Pencak Silat Pengendalian Diri.
Perguruan Pencak Silat tersebut memiliki ciri khas dan alirannya masing-masing. Demi meraih prestasi dan prestise yang optimal, masing-masing Perguruan tidak menerapkan seluruh aspek (4 Aspek) yang terkandung dalam Pencak Silat secara proporsional. Sedangkan empat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang dikenal dengan istilah Catur Gatra, yaitu meliputi Pencak Silat Olah Raga (Pesilaga), Pencak Silat Seni (Pesilani), Pencak Silat Bela Diri (Pesiladi), dan Pencak Silat Mental Spiritual (Pesilatal) atau Pencak Silat Pengendalian Diri.
Keempat
aspek tersebut diterapkan serta wajib dipelajari oleh seluruh anggota
PPS CBI dengan memadukan beberapa aliran Pencak Silat
(gabungan/kombinasi) dalam jurus-jurusnya sehingga timbul suatu
gerakan/jurus khas yang variatif dan atraktif. Jurus-jurus tersebut
dapat menimbulkan atau melahirkan jurus baru secara terus menerus
(berkesinambungan) dari dasar yang sama tanpa menghilangkan
ketradisionalannya. Contohnya adalah dapat tercipta tepak palered
A,B,C,D dan seterusnya atau misalkan jurus A,B,C,D dan seterusnya, tepak
dua AB,C,D dan seterusnya. Yang menjadi jurus khasnya adalah: “ Jurus Wamael“,
yaitu perpaduan antara gerakan Walet, Macan dan Elang. Seiring dengan
perkembangan waktu maka untuk jurus khasnya tersebut diawali dengan Jurus Blaganjuran, perpaduan seluruh jurus-jurus CBI yang terdiri dari Blaganjuran Wiragana (Tunggal) dan Blaganjuran Wiraloka (Beregu).
Semenjak tahun 2006 s/d 2012 Blaganjuran merupakan jurus andalan CBI
yang dapat diaplikasikan dalam semua aspek Pencak Silat, terbukti dengan
berhasilnya para atlit CBI menjadi yang terbaik di kota &
kabupaten Bogor hingga tingkat Jawa Barat.
Dalam kejuaraan atau festival Pencak Silat terbagi kedalam 2 (dua) bagian, yaitu Pencak Silat Prestasi dan Pencak Silat Tradisi. Sebelumnya adalah Pencak Silat Olah Raga (Pesilaga) dan Pencak Silat Bela Diri dan Seni (Pesiladini). Selanjutnya Pesilaga berubah menjadi Wiralaga, lalu berubah lagi menjadi kategori Tanding.
Pencak Silat Prestasi terdiri dari 4 (empat) kategori, yaitu; Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu (TTGR) tanpa iringan musik. Sedangkan Pencak Silat Tradisi meliputi 3 (tiga) kategori yang terdiri dari Wiragana (Tunggal), Wirasanggha (Ganda/Berpasangan) dan Wiraloka (Regu/Rampak) dengan iringan musik tradisional. Untuk jurus Tunggal dan Regu dalam Pencak Silat Prestasi bersifat Baku (Jurus Baku)
yaitu jurus wajib Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT)
yang telah disosialisasikan melalui penataran wasit juri dan
kepelatihan pada tahun 1998. Dalam kegiatan penataran tersebut CBI
masuk 5 besar sebagai peserta penataran terbaik dan menempati ranking
III dari seluruh Perguruan Pencak Silat se Kota Bogor. Sedangkan dalam
Pencak Silat Tradisi bersifat Bebas (Jurus Bebas) sesuai dengan aliran pada perguruannya masing-masing yang sangat mungkin sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu. PPS CBI berusaha menghargai, mengapresiasi dan mengaplikasikan jurus-jurus yang menjadi khas Bogor, antara lain; Golempangan, Salancar, Prang-Prang, dan Blaganjuran.
Sejak tahun 1995 PPS CBI sudah berpartisipasi secara aktif di kegiatan
IPSI Kota Bogor termasuk mengikuti berbagai kejuaraan/lomba Pencak
Silat. Prestasi dan prestisenya patut diperhitungkan oleh
Perguruan-Perguruan Silat lainnya, baik perguruan yang biasa maupun
perguruan yang sudah populer. Sudah banyak atlit CBI yang pernah
berhasil meraih juara I, II dan III pada periode tahun 1995 sampai
dengan sekarang untuk semua kategori yang dipertandingkan/dilombakan
pada tingkat lokal/daerah hingga tingkat nasional.
Sebetulnya
ciri khas tradisional Perguruan Pencak Silat tidak akan pernah timbul
apabila suatu Perguruan Pencak Silat tidak menerapkan keempat aspek
yang terkandung dalam Pencak Silat secara utuh dan proporsional.
Alangkah idealnya apabila IPSI Kota Bogor menjadikan hal tersebut
menjadi bagian dari salah satu syarat untuk diakui/disahkannya suatu
Perguruan Pencak Silat dan sesuai dengan motto IPSI, yaitu: “Pembaharuan Yang Berkesinambungan”
No comments:
Post a Comment