Sunday, 8 June 2014

PPS Jokotole


 
-Kamal, Kabupaten Bangkalan, 
menjadi semakin sepi setelah sebagian besar arus transportasi melalui feri Ujung-Kamal beralih lewat Jembatan Suramadu sejak setahun lalu. Namun, dari sisi barat Pulau Madura inilah ribuan pendekar pencak silat besutan Suhaimi Salam bermunculan.Dalam prestasi pencak silat, atlet asal Kamal tidak bisa dipandang sebelah mata. Kamal telah menelurkan ratusan gelar juara pencak silat tingkat regional, nasional, dan internasional.Prestasi pencak silat Kamal terwujud lewat keberadaan Perguruan Pencak Silat Jokotole atau PPS Jokotole. Berdiri pada 21 Maret 1976, PPS Jokotole yang dipelopori Suhaimi telah berkembang hingga memiliki sekitar 30.000 murid.Hanya berbekal rasa kekerabatan, PPS Jokotole asuhan Suhaimi itu memiliki 16 kepengurusan daerah (pengda) di 16 provinsi se-Indonesia. 
Semua pengda membawahi 66 cabang, baik di kabupaten maupun kota. Bahkan, mulai tahun 1984 muncul perwakilan istimewa (perwis) PPS Jokotole di Belanda yang tersebar di empat cabang.
Suhaimi bercerita, tumbuhnya perwis PPS Jokotole di Belanda bermula dari upaya Gubernur Jawa Timur periode 1967-1976 Moehammad Noer. Tahun 1980 Noer memperkenalkan budaya Jatim lewat silat madura yang dikemas dalam film dokumenter kepada Duta Besar Perancis.Film dokumenter tentang pencak silat madura itu kemudian dibawa Noer ke berbagai negara di Eropa. Dari melihat film dokumenter itu, 13 pemuda setempat rupanya terpicu ketertarikannya untuk menelusuri lebih lanjut tentang pencak silat madura.Tahun 1982, sebanyak 13 pemuda Eropa datang ke Kamal, Bangkalan, untuk membuktikan keberadaan PPS Jokotole. Setelah itu, pada tahun 1984, salah satu peserta asal Belanda, Glen Pennock, datang kembali ke Kamal. Kali ini dia berguru pencak silat kepada Suhaimi.Pennock-lah yang kemudian membuka perwakilan pencak silat di negaranya hingga memiliki 640 murid. Tahun 2002 Pennock pindah ke Amerika Serikat. Di sini dia juga membuka cabang PPS Jokotole di Chicago dan New York.

Berbagai kejuaraan Sejak berdiri tahun 1976 hingga sekarang, PPS Jokotole setidaknya telah menyabet 520 gelar juara pertama kedua, ataupun ketiga untuk tingkat regional, nasional, hingga internasional. Jika seluruh prestasi dihitung, PPS Jokotole telah mengumpulkan ribuan tanda prestasi dengan berbagai bentuk, mulai dari piala, medali, hingga piagam penghargaan.Perjalanan selama puluhan tahun dengan segudang prestasi itulah rupanya yang membuat nama PPS Jokotole menjadi tak asing dalam wadah Seluruh prestasi PPS Jokotole itu tidak lepas dari besutan ”tangan dingin” Suhaimi Salam. Pria itu sejak berusia muda telah meraih segudang penghargaan dalam berbagai kejuaraan.Dalam kurun waktu antara tahun 1966 dan 1976, Suhaimi berturut-turut menyabet gelar juara pertama dalam berbagai kejuaraan pencak silat tingkat regional dan nasional. Prestasi Suhaimi kemudian mencapai puncaknya ketika dia meraih juara pertama pada kejuaraan dunia pencak silat seni di Vienna, Austria, tahun 1986. Kepiawaian Suhaimi dalam pencak silat juga terukir dari ”kegilaannya” berguru ilmu silat di berbagai tempat. Dengan berlandaskan ilmu silat tradisional madura, dia kemudian mendalami ilmu pencak silat dari berbagai daerah lain di luar Madura.Suhaimi kemudian memadukan pencak silat madura dengan ilmu silat dari tempat lain, seperti silat bawean, silat padang, silat melayu, silat gorontalo, hingga silat sunda. Inilah rupanya yang membuat pengajaran pencak silat di PPS Jokotole memiliki ciri khas tersendiri.


Pelajaran diatur sehingga setiap aspek dilakukkan.
1. Olah Raga 
Ini berarti:
- Latihan untuk memperbaiki kondisi badan
- Latihan untuk meregangkan badan
- Latihan jatuh
- Bertanding
- Latihan pukul dan latihan tendang (dasar)

2. Bela Diri 
Bela diri dibagi dalam tiga bentuk:
- Tangkis
- Latihan dasar
- Bela diri berseni

3. Seni
Maksudnya latihan seni ialah menjamin ciri tradisional pencak silat. Seni itu diperlakukkan dalam aspek lain, tapi dilatih tersendiri juga:
- Bentuk Lanka (menjalani bermacam-macam sikap tempur diganti dengan teknik)
- Dasar (melakukkan kombinasi pukul dan tendang berseni)
- Bela Diri (melakukkan teknik bela diri berseni)


4. Ilmu/ Kebatinan
Sejak permulaan muridnya diperkenalkan dengan adat tradisional dan perbuatan yang mengalir terus dari cara lain orang Madura menganggap dunia. Selain itu, latihan yang bertujuan berlatih setiap perasaan kalau ada keadaan bahaya dilakukkan sering juga. Teknik pernafasan diperhatikan sering juga untuk sama sekali bersantai jiwa dan memperbaiki konsentrasi.



PS Keluarga HASDI

 

Keluarga HASDI atau Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia didirikan di Jember – Jawa Timur- Indonesia, pada tanggal 14 April 1961 oleh Bpk. R.S. Hasdijatmiko di usia 21 tahun (lahir pada tanggal 14 April 1940 dan wafat pada 10 Nopember 1999). 

Pak Hasdi, demikian biasa beliau dipanggil, juga dipercaya menjadi Ketua IPSI se-ex Karesidenan Besuki . Berarti di usia yang masih belia yaitu 21 tahun beliau telah dikenal dedikasi dan kemampuannya dalam membawa IPSI dan mengajak Perguruan Silat untuk mau menjadi anggota IPSI (karena pada saat itu banyak perguruan silat yang tidak mau menjadi anggota IPSI). Amanat yang diemban beliau untuk memimpin IPSI se-ex Karesidenan Besuki sampai pada tahun 1975(14 tahun). 

Dan Sebagai Ketua IPSI Kabupaten Jember mulai tahun 1979 sampai 1989 (10 tahun). Mungkin sebuah rekor tersendiri, usia belia (21 th) dan terlama (24 th).
  

Selama menjadi Ketua IPSI salah satu yang sampai sekarang tetap di jalankan atas ide dan inisiatif beliau adalah long march th.1969 Jember-Tanggul-Jember oleh 13 Perguruan Silat plus SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani, yang waktu itu pelatih silatnya adalah mas Budi Supriyanto). Long march ini adalah cikal bakal diadakannya Gerak Jalan Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional) yang pada waktu itu bupatinya Bapak Abdul Hadi dan Ketua KONI Bapak Abdul Rajak. 1971 diresmikan Tajemtra oleh Bupati Abdul Hadi, 1972 menjadi Tajemtra 'Mahmudi Cup' (nama korban yang tewas dalam tajemtra).

Tehnik – tehnik Silat Keluarga HASDI bersumber dari Bapak RS Hasdijatmiko sendiri yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan beliau. Bukan merupakan penggabungan dari berbagai aliran seperti yang dilakukan beberapa Perguruan Silat lainnya sehingga dapat dikatakan Tehnik- tehnik Keluarga HASDI asli atau orisinil, ditujukan untuk kepentingan mem-Bela Diri demi Ibadah. Ragam Tehnik Silat Keluarga HASDI tersusun secara terarah dan sistematis (terdapat di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga), tangan kosong maupun bersenjata;

1. Silat Dasar Raja (Kong Pe),
2. Silat Dasar Putri,
3. Silat Dasar Merak,
4. Silat Dasar Garuda,
5. Silat Dasar Bangau,
6. Silat Dasar Harimau,
7. Silat Dasar Bima Sakti,
8. Silat Dasar Mliwis,
9. Silat Dasar Katak (Homokang),
10. Silat Dasar Lebah Hitam,
11. Silat Dasar Teratai,
12. Silat Dasar Pendeta,
13. Silat Dasar Naga (Han Liong),
14. Silat Dasar Yang Liu
15. Silat Dasar Kong Ciak
16. Dan Gerak – gerak Silat Berpasangan

Selain Tehnik Silat, di Keluarga HASDI juga dipelajari Tehnik Pernapasan. Dalam kurun waktu tertentu diadakan ujian kenaikan tingkat.

Dalam melakukan pengembangan Perguruan, Keluarga HASDI terbilang sangat selektif . Penguasaan Tehnik Gerak Silat menjadi salah satu unsur utama yang dijadikan dasar pemilihannya. Karena penguasaan Tehnik Gerak Silat adalah sarana untuk menjaga pakem atau keaslian. Mas Budi Supriyanto diberi kepercayaan untuk membuka Cabang Keluarga HASDI di Gresik pada tahun 1971 (sekarang dipimpin oleh Mas Ainul Musyafak sebagai Ketua Cabang) dilanjutkan di Tuban pada tahun 1992 (sekarang dipimpin oleh Mas Muchibin sebagai Ketua Cabang), di Yogyakarta tahun 1990 oleh Haris Subrata, dan Surabaya tahun 1994 oleh Age Priambodo sekaligus sebagai Ketua Cabangnya. Selepas wafatnya Guru dan Pendiri (10 Nopember 1999) di Jember diteruskan oleh Bagus Djati Santigi (putra Pak Hasdi) sebagai Ketua Umum Pusat. Generasi kedua inilah yang sekarang mewarisi amanah dan semua pakem tehnik silat Keluarga HASDI.

PPS BINTANG SURYA




SEJARAH SINGKAT PPS BINTANG SURYA
1. GENERASI GURU BESAR (RADEN PANDJI)
PPS Bintang Surya adalah salah satu Pencak Silat yang murni dari leluhur bangsa Indonesia. PPS Bintang Surya bersumberkan pada kepiawaian Syarif Hidayatullh ( Sunan Gunung Jati ) dari cirebon; yang merupakan salah satu wali songo yang mahsyur.

Salah satu keturunan ke-3 (generasi ke-4) dari Sunan tersebut yakni Haji Abdullah Umar telah mengajarkan dan menurunkan segala ilmunya dari Sunan Gunung Jati kepada cucunya Raden Pandji.

Oleh Raden Pandji, ilmu dari kakeknya teersebut dikembangkan didaerah timur (Surabaya) tahun 1969 dan membentuk Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya yang anggota-anggotanya terbatas bagi anggota TNI AL dan Marinir yang berasal dari Jawa Barat.

Melihat perkembangan jumlah anggota, Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya oleh Raden Pandji didaftarkan ke Dewan Kebudayaan Kodya Surabaya. Pada tanggal 14 Desember 1973, keluarlah surat ijin dari kantor Dewan Kebudayaan Kodya Surabaya tentang diakuinya keberadaan Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya.

Semenjak tanggal tersebut berdirilah secara resmi suatu Perguruan Pencak Silat dengan nama Perguruan Ilmu Seni Bela Diri Pencak Silat BINTANG SURYA disingkat menjadi PPS Bintang Surya.

Pada tahun 1978, PPS Bintang Surya didaftarkan ke IPSI Kodya Surabaya dengan nomor induk 04/IPSI-KMS/1978.

2. GENERASI GURU BESAR (M. SAID)

PPS Bintang Surya adalah salah satu Perguruan Pencak Silat yang murni warisan dari leluhur Bangsa Indonesia, bersumberkan dari ilmu Syeh Syarif Hidayatullah, yang bergelar Sunan Gunung Jati, Cirebon, yang merupakan salah satu dari Wali Songo yang termahsyur.

Salah satu keturunan ketiga (generasi ke-4) dari Sunan Gunung Jati yakni Haji Abdullah Umar, telah mengajarkan dan menurunkan semua ilmu dari Sunan Gunung Jati kepada cucunya bernama R. Pandji.

Oleh R.Pandji, ilmu dari kakek tersebut dikembangkan di daerah timur (Surabaya) mulai tahun 1969 dan membentuk kerukunan Pencak Silat yang diberi nama PPS Bintang Surya, yang anggota–anggotanya terbatas anggota marinir (KKO AL) dan TNI AL yang berasal dari Jawa Barat (Pasundan).

Melihat perkembangan jumlah anggota yang semakin pesat, baik dari kalangan militer maupun umum, maka kerukunan Pencak Silat Bintang Surya,oleh R. Pandji didaftarkan ke Kantor Dewan Kebudayaan Kota Madya Surabaya dan pada tanggal 14 Desember 1973 keluarlah surat ijin tentang diakuinya keberadaan Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya.

Pada tanggal 1 Januari 1978, Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya didaftarkan ke IPSI Cabang Kota Madya Surabaya dengan Nomor Induk 04/IPSI KMS/1978, dengan nama resmi Perguruan Pencak Silat Bintang Surya, disingkat PPS Bintang Surya, dipimpin langsung oleh R. Pandji sebagai Guru Besar dan Ketua Umum.

Kemudian pada tanggal 10 September 1996,didaftar ulang ke IPSI kota Madya Surabaya dengan No. Registrasi 007/40/PC .32 XA/VIII/1996.

Sejak tahun berdirimya PPS Bintang Surya tahun 1969 sampai dengan sekarang pencak silat Bintang Surya telah berkembang hampir di semua kota Jawa Timur dan beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Barat serta di luar Pulau Jawa, dimana semua cabang cabang tersebut berada di bawah kepengurusan PPS Bintang Surya yang berpusat di Surabaya Jawa Timur.

Setelah R.Pandji wafat pada hari Kamis tanggal 30 Desember 2004, maka diadakanlah Rapat Koordinasi Pengurus Pusat dan Dewan Guru pada tanggal 19 sampai dengan 20 Februari 2005 yang dihadiri juga oleh sebagian Pengurus Cabang se-Jawa Timur, dipimpin langsung oleh Ketua Pusat pencak silat tersebut yaitu Bapak Wahyono.

Adapun hasil rapat kordinasi Pengurus Pusat dan Dewan Guru serta Cabang cabang pencak silat tersebut secara aklamasi memutuskan bahwa sebagai pengganti Almarhum Guru Besar R.Pandji adalah Bapak M.Said, sebagai murid tertua yang sejak berdirinya PPS Bintang Surya tahun 1969 sampai dengan sekarang tetap aktif yang jabatan semula sebagai Dewan Guru Pusat .

Saturday, 7 June 2014

Peraturan Pertandingan Pencak Silat


                                             Penggolongan Pertandingan dan Ketentuan Tentang Umur serta Berat Badan
Penggolongan pertandingan Pencak Silat menururt umur dan jantina untuk semua kategori 

terdiri atas :
1.1. Pertandingan Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur diatas 14 tahun s/d 17 tahun.
1.2. Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur diatas 17 tahun s/d 35 tahun.
Kebenaran tentang umur Pesilat yang mengikuti pertandingan dibuktikan dengan Akte Kelahiran / Ijazah / Paspor.
3. Umur Pesilat harus sesuai dengan penggolongan umur peserta ( Dewasa atau Remaja ) dengan berpedoman kepada umur yang bersangkutan pada waktu tanggal / hari pertama pertandingan dimulai, artinya :
Pesilat pada tanggal / hari pertama pertandingan dilaksanakan berumur tepat pada batas
ketentuan umur minimal atau maksimal dari golongan yang diikuti, umur yang menyalahi
ketentuan mengakibatkan Pesilat dikenakan diskualifikasi dari pertandingan.
4. Pembagian kelas menurut berat badan hanya berlaku untuk katagori TANDING yang dilakukan dengan penimbangan berat badan.
4.1. Penimbangan pertama :
4.1.1. Penimbangan pertama dilakukan sekurang-kurangnya 6 ( enam ) jam sebelum dimulainya pertandingan pertama dalam satu kejuaraan.
4.1.2. Pada waktu penimbangan, Pesilat hanya mengenakan pakaian Pencak Silat yang kering tanpa sabuk, perlindungan kemaluan dan pelindung sendi.
4.1.3. Pada dasarnya penimbangan pertama dilaksanakan untuk menentukan kelas, dan oleh karenanya tidak ada diskualifikasi pada waktu penimbangan pertama.
4.1.4. Bila berat badan Pesilat melebihi atau kurang dari ketentuan berat kelas yang diikutinya, Pesilat yang bersangkutan diberi waktu 1 ( satu ) jam untuk menyesuaikan berat badannya.
4.1.5. Pesilat yang karena alasan yang sah tidak dapat mengikuti penimbangan pertama, tetapi telah memenuhi persyaratan pendaftaran, dapat diikutkan dalam undian dan masuk dalam jadual pertandingan, serta dapat mengikuti pertandingan bila memenuhi ketentuan dalam penimbangan ulang.
4.2. Penimbangan ulang
4.2.1. Penimbangan ulang dilakukan 15 ( lima belas ) menit sebelum Pesilat yang bersangkutan mengikuti pertandingan sesuai dengan jadual yang ditentukan.
4.2.2. Untuk timbang ulang, Pesilat putra / putri harus berpakaian Pencak Silat yang kering tanpa sabuk, pelindung kemaluan dan pelindung sendi untuk semua kelas.
4.2.3. Pesilat yang tidak dapat memenuhi ketentuan berat badan dalam penimbangan ulang menurut kelas yang diikutinya, dikenakan sanksi diskualifikasi.
4.2.4. Penimbangan harus disaksikan oleh petugas penimbangan dan anggota Wast Juri yang ditugaskan untuk itu, serta oleh kedua official tim.
4.2.5. Petugas penimbangan atau Wasit juri yang ditugaskan serta kedua official tim harus menandatangani formulir berat badan penimbangan ulang yang disediakan oleh Panitia Pelaksana.



Katagori dan Kelas Pertandingan Remaja
Katagori dan kelas pertandingan untuk Remaja :
1. TANDING terdiri atas :
Tanding Putra / Putri
1.1. Kelas A 39 Kg s/d 42 Kg
1.2. Kelas B Diatas 42 Kg s/d 45 Kg
1.3. Kelas C Diatas 45 Kg s/d 48 Kg
1.4. Kelas D Diatas 48 Kg s/d 51 Kg
1.5. Kelas E Diatas 51 Kg s/d 54 Kg
1.6. Kelas F Diatas 54 Kg s/d 57 Kg
1.7. Kelas G Diatas 57 Kg s/d 60 Kg
1.8. Kelas H Diatas 60 Kg s/d 63 Kg
1.9. Kelas I Diatas 63 Kg s/d 66 Kg
Demikian seterusnya dengan selisih 3 ( tiga ) Kg sebanyak-banyaknya 12 kelas untuk PUTRA dan 8 kelas untuk PUTRI.


Katagori dan Kelas Pertandingan Dewasa
Katagori dan kelas pertandingan untuk Dewasa :
1. TANDING terdiri atas :

1.1. Tanding Putra
1.1.1. Kelas A 45 Kg s/d 50 Kg
1.1.2. Kelas B Diatas 50 Kg s/d 55 Kg
1.1.3. Kelas C Diatas 55 Kg s/d 60 Kg
1.1.4. Kelas D Diatas 60 Kg s/d 65 Kg
1.1.5. Kelas E Diatas 65 Kg s/d 70 Kg
1.1.6. Kelas F Diatas 70 Kg s/d 75 Kg
1.1.7. Kelas G Diatas 75 Kg s/d 80 Kg
1.1.8. Kelas H Diatas 80 Kg s/d 85 Kg
1.1.9. Kelas I Diatas 85 Kg s/d 90 Kg
1.1.10. Kelas J Diatas 90 Kg s/d 95 Kg
1.1.11. Kelas Bebas Diatas 95 Kg s/d 110 Kg
( Khusus untuk pertandingan “ Single Event “ )
1.2. Tanding Putri
1.2.1. Kelas A 45 Kg s/d 50 Kg
1.2.2. Kelas B Diatas 50 Kg s/d 55 Kg
1.2.3. Kelas C Diatas 55 Kg s/d 60 Kg
1.2.4. Kelas D Diatas 60 Kg s/d 65 Kg
1.2.5. Kelas E Diatas 65 Kg s/d 70 Kg
1.2.6. Kelas F Diatas 70 Kg s/d 75 Kg
1.2.7. Kelas Bebas Diatas 95 Kg s/d 110 Kg
( Khusus untuk pertandingan “ Single Event “ )

  

Pencak Silat Panglipur

 

Pencak Silat Panglipur didirikan oleh Abah Aleh pada tahun 1909 di Gang Durman dekat Pasar Baru Bandung, Beliau adalah keturunan Banten yang lahir di Garut pada tahun 1856 dan wafat di Garut tahun 1980.
Pemberian nama Panglipur diberikan oleh Bupati Bandung yang bernama  Wiranatakusumah. Alkisah manakala disaat menderita sakit Bupati Wiranatakusumah ingin dihibur oleh kesenian silat yang dipimpin oleh Abah Aleh dan tembang Cianjuran yang dipimpin Bapak Hamim.  Konon kisah tersebut berlanjut dan Beliau sembuh dari sakitnya, sehingga Beliau berkenan menganugrahkan penghargaan dengan memberikan nama kepada pencak silat Abah Aleh yaitu Panglipur Galih (Pelipur Hati) dan kepada grup tembang Cianjuran Bapak Hamim diberikan nama Panglipur (Penghibur). Namun setelah kedua tokoh tersebut berembug maka mereka setuju untuk tukar nama, sehingga Pencak Silat Abah Aleh diberi nama “Panglipur”
Abah Aleh sangat piawai dan mumpuni dalam ilmu silatnya, sehingga Beliau mampu memadukan gaya berbagai aliran yang di dapatnya dari berbagai tokoh silat terkemuka yang merupakan guru dari Beliau. Para Beliau diantaranya Raden Agus yang mengajarkan aliran Cimande Kampung Baru, Haji Bajuri yang mengajarkan Tepak Dua Cimande dan Sipecut, Gan UU mengajarkan rangkaian Jalan Cikalong, Rd. Enggah Ahmad mengajarkan rangkaian gerak Jalan Muka, Rd. Kosasih mengajarkan Ulin Sabandar, Jurus Si Pitung dan lima rangkaian Jurus Alip Bandul, Rd. Husen Nataningrat mengajarkan permainan Bojong Herang, serta banyak lagi tokoh silat lainnya yang membimbing Beliau dalam menuntut ilmu silat.
Pada tahun 1945 Abah Aleh pindah ke  Garut, tepatnya Kp. Sumursari Desa Sukasono Kec. Sukawening Kab. Garut.  Dan pada tahun 1974  Abah Aleh menunjuk kepada putri keempatnya Rd. Enny Rukmini Sekarningrat sebagai Pimpinan penerus HPS Panglipur, serta kepada murid seniornya untuk meneruskan perjuangannya dalam mengurus dan mengembangkan Himpunan Pencak Silat Panglipur.
Kalau Jagawana tau sequel film terbaru dari The Raid, salah satu villain-nya yang diperankan oleh Cepep A.Rahman menggunakan aliran silat panglipur, beliau memang salah satu atlit pencak silat yang terkenal menggunakan aliran pencak silat tersebut,

Persaudaraan Setia Hati Organisasi

 


Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo nama kecilnya adalah Mas Muhamad Masdan, lahir pada tahun 1876 di Surabaya putra sulung Ki Ngabei Soeromihardjo (mantri cacar di ngimbang kab: jombang Ki ngabei Soeromihardjo adalah saudara sepupu RAA Soeronegoro (bupati Kediri pada saat itu. Ki Ageng soerodiwirdjo mempunyai garis keterunan batoro katong di Ponorogo, beliau kawin dengan ibu sarijati umur 29 tahun di surabaya dari perkawinan itu dianugrahi 3 anak laki-2 dan 2 anak perempuan namun semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil.
Pada usia 14 tahun (th 1890) beliau lulus SR sekarang SD kemudian diambil putra oleh pamanya (wedono di wonokromo) dan tahun 1891 yaitu tepat berusia 15 tahun ikut seorang kontrolir belanda di pekerjakan sebagai juru tulis tetapi harus magang dahulu (sekarang capeg). Pada usia yang relatif masih muda Ki Ageng Soerodiwirdjo mengaji di pondok pesantren tibu ireng jombang, dan disini lah beliau belajar pencak silat pada tahun 1892 pindah ke bandung tepatnya di parahyangan di daerah ini beliau berksempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Ki Ageng Soerodiwirdjo adalah seorang yang berbakat, berkemauan keras dan dapat berfikir cepat serta dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan. Pencak silat yang di ikuti antar lain:
* Cimande
* Cikalong
* Cibaduyut
* Ciampea
* Sumedangan

Tahun 1893 beliau pindah ke jakarta, di kota betawi ini hanya satu tahun tetapi dapat mempergunakan waktunya untuk menambah pengetahuan dalam belajar pencak silat yaitu:
* Betawian
* Kwitangan
* Monyetan
* Toya

Pada tahun 1894 Ki Ageng Soerodiwirdjo pindah ke bengkulu karena pada saat itu orang yang di ikutinya (orang belanda) pindah kesana.di bengkulu permainanya sama dengan di jawa barat, enam bulan kemudian pindah ke padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng Soerodiwirdjo juga memperdalam dan menambah pengetahuannya tentang dunia pencak silat. Permainan yang diperolehnya antara lain : minangkabau
* Permainan padang Pariaman
* Permainan padang Sidempoan
* Permainan padang Panjang
* Permainan padang Pesur / padang baru
* Permainan padang sikante
* Permainan padang alai
* Permainan padang partaikan

Permainan yang di dapat dari bukit tinggi yakni :
* Permainan Orang lawah
* Permainan lintang
* Permainan solok
* Permainan singkarak
* Permainan sipei
* Permainan paya punggung
* Permainan katak gadang
* Permainan air bangis
* Permainan tariakan

Dari daerah tersebut salah satu gurunya adalah Datuk Rajo Batuah. Beliau disamping mengajarkan ilmu kerohanian. Dimana ilmu kerohanian ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II.
Pada tahun 1898 beliau melanjutkan perantuanya ke banda aceh, di tempat ini Ki Ageng Soerodiwirdjo berguru kepada beberapa guru pencak silat, diantarnya :
* Tengku Achamd mulia Ibrahim
* Gusti kenongo mangga tengah
* Cik bedoyo

Dari sini diperoleh pelajaran – pelajaran, yakni:
* Permainan aceh pantai
* Permainan kucingan
* Permainan bengai lancam
* Permainan simpangan
* Permainan turutung

Pada tahun 1902 Ki Ageng Soerodiwirdjo kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota polisi dengan pangkat mayor polisi. Tahun 1903 di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng Soerodiwirdjo mendirikan perkumpulan mula-mula di beri nama ‘SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya bernama “ JOYO GENDELO” .

Pada tahun 1917 nama tersebut berubah, dan berdirilah pencak silat PERSAUDARAAN SETIA HATI, (SH) yang berpusat di madiun tujuan perkumpulan tersebut diantaranya, agar para anggota (warga) nya mempunyai rasa Persaudaraan dan kepribadian Nasional yang kuat karena pada saat itu Indonesia sedang di jajah oleh bangsa belanda. Ki Ageng Soerodiwirdjo wafat pada hari jum`at legi tanggal 10 nopember 1944 dan di makamkan di makam Winongo madiun dalam usia enam puluh delapan tahun (68). 

Tuesday, 3 June 2014

Wushu


SEJARAH WUSHU Wushu atau yang seringkali juga disebut Kungfu adalah Seni Beladiri yang berasal dari Tiongkok kuno. Tersebar keseluruh penjuru dunia melalui orang Tionghoa / Hua Ren yang pergi merantau. Sejarah munculnya seni beladiri ini sudah tidak bisa ditelusuri lagi, konon usianya sudah ribuan tahun. Mungkin sama tuanya dengan sejarah Tiongkok yang dihiasi dengan banyak pertempuran. Dimana saat itu seni untuk bertempur dan mempertahankan diri sudah dikenal dalam bentuk yang masih sederhana. Arti dari kata Wu adalah ilmu perang sedangkan arti kata Shu adalah seni. Sehingga Wushu dapat juga diartikan seni untuk berperang. Dimana didalamnya mengandung aspek seni, olahraga, kesehatan, beladiri dan mental. Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik belaka. Melainkan juga melibatkan pikiran, olah pernapasan, pemahaman anatomi tubuh, aliran darah dan jalur energi tubuh. Juga mempelajari penggunaan ramuan untuk memperkuat tubuh ataupun untuk pengobatan. Disisi lain Wushu juga membentuk kepribadian, melatih kedisiplinan, ketahanan mental, kecerdikan, kewaspadaan, persaudaraan, jiwa satria dan lain sebagainya. Maka Wushu juga berfungsi sebagai ‘way of life’. Bahkan lebih jauh lagi bisa menjurus kearah pengembangan spiritual. Di Indonesia sebenarnya Wushu sudah lama dikenal dengan istilah Kungfu. Tetapi barulah pada tanggal 10 November 1992 KONI pusat meresmikan berdirinya PB Wushu Indonesia yang merupakan wadah bagi seluruh Perguruan Kungfu di Indonesia. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lima eleme 1. Air: melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya. 2. Kayu: melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot). 3. Api: melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan. 4. Bumi: melambangkan pertahanan, memberikan tempat bagi berbagai unsur untuk berkembang. 5. Logam: melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi wushu. Hubungan berbagai unsur dalam wushu adalah air mendinginkan api, api menempah logam, logam memotong kayu, kayu tumbuh dari bumi, bumi mengontrol air. Jadi, semua unsur ini saling berhubungan satu sama lain.