Terlahir dari pembelaan terhadap kaum yang lemah, membuat seorang
pemuda bernama Victor Lie Kuang Hwa (Koh Hwa) lahir di Pamekasan Madura
tanggal 10 Mei 1938 memutuskan untuk mendirikan perguruan yang bernama
Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria. Pada suata mula Koh Hwa sedang
berjalan di tengah keramaian kota lalu beliau melihat seorang kaum yang
lemah ditindas oleh seorang pemuda yang sedang mabuk berat dan Koh Hwa
pun berniat untuk menolong kaum tersebut dan secara tidak sengaja Koh
Hwa refleks menghadapi pemuda yang sedang mabuk tersebut, Koh Hwa pun
mengeluarkan ilmunya yang secara turun temurun oleh keluarganya. Di awal
kejadian tersebut banyak penduduk yang minta di ajarkan kung fu oleh
Koh Hwa, Koh Hwa sendiripun sudah berlatih kung fu sejak 12 tahun yang
dilatih oleh ayahnya sendiri bernama Lie Gun Yin, adalah seorang
pendekar kungfu aliran shaolin. Lie Gun Yin adalah putra dari Lie Chen
Ciao alias Lai Yun Chiu, salah seorang dari “10 Harimau
Kwantung/Kanton” seangkatan dengan Wong Kei Ying, ayah Wong Fei Hung.
Koh Hwa pun mulai mengajar kung fu mulai tahun 1963 sampai tahun 1970 di
rumahnya sendiri di jalan Trunojoyo no 10 Madiun.
Ilmu silat terbagi dalam dua golongan yaitu : Nui Kung dan Way Kung. Nui
Kung adalah ilmu silat yang menggunakan 10% tenaga dan 90% kelembutan.
Ilmu ini cocok dengan orang yang bertubuh kecil dan lemah, karena mereka
mempunyai kelincahan, ulet dan kecerdasan. Way Kung adalah ilmu silat
yang menggunakan kekerasan, tetapi hal tersebut tidak mutlak, karena
ilmu silat ini juga menjadi bagian dari ilmu kelembutan sebagai
induknya. Pada Way Kung terdapat 70% kekerasan dan 30% kelembutan.
Pedoman pesilat aliran Way Kung adalah keras lawan keras, karena bukan
saja tenaga mereka besar, namun tulangnya pun keras bagai besi dan
ototnya besar kelihatan nyata. Para pesilat Way Kung umumnya adalah
orang yang bertubuh kuat dan tinggi besar. Nui Kung tingkatannya lebih
tinggi dari pada Way Kung, karena merupakan penghalusan atau
penyempurnaan dari Way Kung.
Ilmu silat Kung Fu dibagi menjadi dua aliran besar, aliran Utara yang berkembang di utara sungai Jang Ciang, dan aliran Selatan yang berkembang di selatan sungai Jang Ciang.
Ilmu silat aliran utara lebih mengutamakan kaki sebagai jurus andalan,
dan aliran selatan lebih mengandalkan jurus-jurus tangan. Tetapi tidak
berarti jurus tendangan kaki aliran selatan kalah mutunya dibanding
aliran utara, dan sebaliknya. Pada aliran selatan ada beberapa yang
mengutamakan jurus tendangan, dan pada aliran utara juga ada yang
mengutamakan permainan tangan.
Walaupun dalam Pro Patria warna utama jurusnya adalah Harimau,
seperti ditunjukkan dalam lambangnya, tetapi juga dipelajari berbagai
warna jurus binatang:
- Jurus Harimau (Hu) – menekankan kekuatan pukulan dan tendangan, dapat menghindar sambil menyerang ke seluruh tubuh lawan.
- Jurus Kera (Hou ce’) – menekankan kelincahan gerak, penggunaan akal dalam kondisi apapun, bisa menjatuhkan lawan menggunakan kekuatan lawan sendiri.
- Jurus Macan Tutul (Pa) – tidak terlalu mengutamakan kekokohan fisik tapi kegesitan, pukulan dan tendangan mengarah ke tubuh lawan dengan lebih spesifik.
- Jurus Naga (Lung) – lebih banyak menggeliat dan mematuk dengan kuat, menonjolkan sifat kejantanan.
- Jurus Ular (Coa) – mengutamakan olah pernapasan, sehingga walau awalnya tampak lemah begitu mendapat sasaran tepat akan berakibat fatal. Lebih banyak menampilkan kelenturan.
- Jurus Bangau (Hoo) – mengutamakan ketenangan dan kewaspadaan, walau gerak tampak lamban tapi pada saat yang tepat serangan dapat dilakukan dengan cepat dan tiba-tiba.
- Jurus Belalang (Thang lang) – mengandalkan kegesitan, gerak tangan dan kaki bisa serempak, dan kuda-kuda kokoh.
Latihan di Pro Patria dibagi dalam berbagai tingkatan-tingkatan yang
disebut tingkat perintis. Secara keseluruhan tingkatan latihan dalam
Pro Patria yaitu :
1. Program Perintis I : Sabuk Putih, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien (Jurus panjang), Toan Ta (jurus pendek) Tui Fa (jurus tendangan) Perintis 1 dan Hwa Jien Pro Patria
2. Program Perintis II : Sabuk Kuning, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien,Toan Ta dan Tui Fa Perintis 2 dan Panca Tunggal 1 (U Sien Jien/Wu Xing Chuan
3. Program Perintis III : Sabuk Hijau Muda, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien, Toan Ta dan Tui Fa Perintis 3 dan Panca Tunggal 2
4. Program Perintis IV : Sabuk Hijau Tua, 6 bulan
Materi : Hwa Jien, Toan Ta dan Tui Fa Perintis 4 dan Panca Tunggal 3.
5. Program Pendekar Muda : Sabuk Biru
Materi : Meng Hu Sia San Jien (Jurus Harimau Galak Turun Gunung)
Meng Hu Juk Tong Jien (Jurus Harimau Galak Keluar Sarang)
Jurus Pisau Tunggal dan berpasangan
Meng Hu Twee Ta (Jurus harimau galak – berpasangan)
4 Naga tanah.
6. Pendekar Muda : Sabuk Coklat.
7. Pendekar : Sabuk Hitam.
Selain sabuk tersebut diatas, juga ada sabuk berwarna merah, yang
dikenal sebagai sabuk warga. Sabuk ini digunakan bila ada acara diluar
latihan rutin, seperti acara demo, long march, dll. Lama waktu dari
masing-masing tingkatan Perintis yaitu 6 bulan, sedangkan pada program
pendekar muda dan seterusnya tergantung penilaian dari Dewan Pendekar,
biasanya masing-masing paling tidak 4 tahun. Ada juga materi
tersebut diatas, juga diajarkan jurus Lou Han, Jang Jien (Chang Quan)
tradisional (berbeda dengan Wushu), T’ai Chi Chuan, Bagua, Xing Yi,
Baduanjin/Pa Twan Cing (8 helai sutra) dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment